Apa itu asesmen non kognitif? Salah satu kunci sukses untuk mengetes karyawan bukan hanya melihat hal-hal yang mengarah ke ranah kognitif. Karyawan tersebut juga harus mendapatkan tes tentang kemampuan non kognitif sehingga akan mendapatkan kesimpulan secara proporsional tentang kualitasnya.
Nah, untuk melakukan hal itu, kamu perlu kasih asesmen diagnostik. Ada dua jenis asesmen diagnostik, yaitu diagnostik kognitif serta diagnostik non kognitif. Dalam pembahasan kali, yuk kita fokus ke penjelasan seputar penilaian non kognitif!
Pengertian Asesmen Non Kognitif
Penilaian bersifat non kognitif adalah jenis asessment yang biasanya diberikan untuk mengetahui seperti apa kondisi emosi, psikologi, serta sosial seseorang. Artinya, penilaian ini lebih fokus pada bagaimana kondisi atau situasi personalnya.
Misalnya, perusahaan mau tahu seperti apa sih kebiasaan, pergaulan, aktivitasnya selama berada di rumah, kondisi keluarganya, dan lainnya. Nah, berdasarkan penilaian tersebut, hasilnya mampu membantu perusahaan membuat kesimpulan serta melakukan evaluasi.
Penilaian non kognitif akan bantu perusahaan menemukan solusi soal situasi yang sedang dialaminya. Dalam pembuatan penilaian tersebut, perusahaan atau dalam hal ini HRD juga harus menyiapkan beberapa pertanyaan lebih dulu.
Lalu, buat jawaban terkait pertanyaan yang diberikan tidak ada jawaban benar atau salah, ya. Kok bisa? Karena kondisi emosi dan psikologi seseorang yang satu dan yang lain sudah pasti beda.
Terus, apa yang harus HRD lakuin? Tugasnya adalah menekankan dan memberikan motivasi pada karyawan supaya mereka menjawab setiap pertanyaan dengan jujur atau objektif. Jadi, hasil dari penilaian non kognitif bisa lebih akurat.
Tujuan Asesmen Non Kognitif
Tujuannya dari assessment ini sebenarnya apa, sih? Ini daftarnya:
- Mengetahui kegiatan karyawan waktu ada di rumah.
- Memahami kondisi psikologi, emosi, juga sosialnya.
- Mengetahui latar belakang pergaulannya.
- Melakukan identifikasi soal minat, karakter, juga kebiasaannya.
Tahapan Asesmen Non Kognitif
Setiap jenis penilaian mempunyai tahapan masing-masing. Kenapa begitu? Karena hasil akhir yang hendak dicapai juga beda. Nah, ini dia tahapan buat melaksanakan penilaian non kognitif:
1. Tahap Persiapan
- Pertama, siapkan instrumen penilaian. Contohnya emoji atau gambar yang bisa merepresentasikan suasana hati seseorang.
- Memuat tabel pertanyaan maupun semacam kuesioner yang berkaitan dengan emoji atau gambar sebelumnya. Misalnya pertanyaannya “Bagaimana perasaanmu hari ini?”, “Apa kamu nyaman ketika bekerja di kantor?”, “Kegiatan apa yang kamu lakukan sepulang kerja?”, dan sebagainya
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap asesmen non kognitif kedua, karyawan harus mau buat isi instrumen penilaian yang sudah ada. Nah, pengisian harus jujur, tanpa paksaan atau tekanan pihak mana pun.
Di tahap ini, perusahaan bisa memotivasi biar karyawan mau isi atau jawab pertanyaan. Selain itu, HRD juga bisa kasih waktu biar mereka bisa berpikir. Jad, proses pengisian instrumen bisa berjalan sesuai harapan.
3. Tahap Tindak Lanjut atau Diagnosis
Tahap ketiga adalah tindak lanjut. Perusahaan harus bisa melakukan analisis pada kondisi psikologi juga emosi karyawan lewat hasil penilaian. Setelah itu, perusahaan bisa melakukan pendekatan. Misalnya, HRD bisa buat sesi komunikasi personal dengan karyawan terkait.
Sudah Tahu Apa itu Asesmen Non Kognitif?
Bagaimana, asesmen non kognitif terdengar sangat membantu, kan? Sebagai informasi, sebenarnya assessment ini berlaku secara universal ya. Banyak juga yang menggunakannya untuk peserta didik. Nah, kamu bisa pakai juga buat mengembangkan talenta atau produktivitas karyawan.
Nah, jika mau pakai jenis tes ini untuk lakukan penilaian, kamu bisa gunakan Assessment Tool Online dari Harrison Assessments, lho. Kamu bisa lakukan analisis prediktif untuk memperoleh, mengarahkan, maupun mengembangkan talenta. Lewat tool dengan teknologi terbaik, kamu bisa lebih hemat uang juga waktu!